Evolusi Teori Organisasi
1.
Teori
Organisasi Klasik
Teori organisasi mulai berkembang gpada awal abad ke
19 yang dikenal dengan teori organisasi klasik atau teori organisasi
tradisional atau teori mesin. Dalam teori tersebut organisasi digambarkan
sebagai sekelompok individu yang membentuk lembagaa dengan tiap-tiap organisasi
memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan wewenang.
Pengertian organisasi dalam teori
klasik merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja
sama. Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang
tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk
mekanistik struktural yang kaku tidak mengandung kreativitas.
1.1
Teori Organisasi Klasik I – Teori Birokrasi
Salah satu tokoh pengusung teori organisasi
klasikadalah Max Weber (21 April 1864 – 14 Juni 1920). Seorang ahli ekonomi
politik dan sosiolog jerman. Dalam salah satu karyanya yang terkenal. The
Pretestant Ethic and Spirit of Capitalism dan The Theory of Social and Economic
Organization. Weber menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang tersusun
atas hal – hal berikut ini.
1.
Pembagian Kerja
2.
Hirarki wewenang
3.
Program Rasional
4.
Sistem Prosedur
5.
Sistem aturan dan hak kewajiban
6.
Hubungan antra pribadi yang bersifat impersonal
Teori organisasi birokrasi tersebut berkembang dalam
ilmu sosiologi dengan menekankan pada aspek legal-rasional. (Legal dalam hal
ini diartikan sebagai bentuk wewenang yang dirumuskan dengan jelas berkaitan
dengan aturan prosedur dan peranan masing – masing elemen. dan rasional mengacu
pada suatu tujuan yang jelas dan ditetapkan bersama).
1.2
Teori Organisasi Klasik II – Teori Administrasi
Beberapa tokoh pencetus teori administrasi adalah
Henry Fayol (1841 -1925) dan Lyndall Unwick dari Erpa, serta James D. Mooney
dan Allen Reily dari Amerika pada tahun 1841-1925 dan tahun 1916, seorang
industrialis asal Perancis menulis sebuah buku berjudul “Admistration industrielle et Generale” yang kemudian diterjemahkan
dalam bahasa Inggris 1926 dan dipublikasikan di Amerika tahun 1940.
Dalam buku Administration
industrielle et generale karya Henry Fayol (terbit 1916 menyebutkan bahwa
semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi enam kelompok, yaitu :
1. Kegiatan Teknikal
2. Kegiatan
komersial
3. Kegiatan Financial
4. Kegiatan Keamanan
5. Kegiatan akuntansi dan
6. Kegiatan manajerial
Selain itu, Henry Fayol juga menyatakan bahwa
terdapat 14 dasar yang menjadi kaidah perkembangan teori administrasi. Kaidah
manajemen tersebut terdiri atas pembangian kerja, wewenang dan tanggung jawab,
disiplin, kesatuan perintah, kesatuan pengarahan, mendahulukan kepentingan
umum, balas jasa, sentralisasi, rantai skalar, tata terbit, keadilan,
kelangganggengan personalia, inisiatif dan semangat korps sedangkan kegiatan manajerial
(Fayol’s Functionalism)terdiri atas:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberian perintah
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan
Sementara itu, James D. Mooney dan Allen Reily
(1931) dengan menerbitkan sebuah buku “Onward
Industry” berpendapat bahwa “koordinasi merupakan faktor terpenting dalam
perencanaan organisasi”. Tiga prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah organisasi
adalah:
a. Prinsip Koordinasi
b. Prinsip Skalar dan Hirarkis
c. Prinsip Fungsional
1.3 Teori Organisasi Klasik III – Teori Manajemen
Ilmiah
Salah satu tokoh pengusung Teori ini, FW Taylor
yaitu pada tahun 1900 an yang memberi definisi teori manajemen ilmiah sebagai
seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efisiensi kerja atau dengan pernyataan
lain yaitu “Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah
organisasi” atau “Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja”. Berbeda
dengan teori-teori sebelumnya, manajemen ilmiah lebih cenderung memusatkan
teori organisasi pada aspek makro organisasi. Teori ini berkembang di Mesir,
Cina, dan Romawi. FW Taylor menjelaskan bahwa organisasi memiliki empat kaidah,
sebagai berikut :
- Metode – metode kerja dalma praktik mulai
digantikan dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan
tentang kerja ilmiah yang benar - Agar memungkinkan para karaywan bekerja
sebaik- baiknya sesuai dengan spesialisasinya, perusahaan harus rutin mengadakan
seleksi, latihan-latiahna dan pengembangan para karyawan secara ilmiah
- Agar para karyawan memperoleh kesempatan untuk
mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya
produksi menjadi rendah, pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan
dan pengembngangan serara ilmiah harus diintegrasikan
- Perlu dikembangkan semangat dan mental para
karaywan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk
menimbulkan suasana kerjasama yang baik dan tercapainya manfaat manajemen
ilmiah.
·
Fokus Perhatian Teori organisasi Klasik
o
Menekankan pada struktur formal.
o
Berorientasi pada pencapaian tujuan.
o
Aspak-aspak organisasi dipandang sebagai
lat untuk mencapai tujuan.
o
Aspek tenag manusia dianggap sebagai mesin
untuk mencapai target yang telah ditentukan organissi.
o
Prinsip-prinsip organisasi, prosedur dan
metode kerja yang ketat harus diterapkan untuk mencapai tujuan organisasi.
o
Faktor-faktor lingkungan tidak menjadi
perhatian atau tidak dipertimbangkan dalam menganalisis organisasi, karena
dianggap tidak berpengaruh.
2. Teori Organisasi
Neoklasik
Aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan
manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori
yang merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada pentingnya
aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja. muncul
sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap teori organisasi klasik, ketiga
teori organisasi yang tergabung dalam teori organisasi klasik tersbut dinilai
sangat kaku dan mengabaikan hubungan manusiawi. Teori organisasi neoklasik
memberi perhatian khusus pada aspek psikologis dan sosial pada diri anggota
organisasi, baik sebagai individu maupun keloompok kerja.
Tokoh teori ini diawali oleh Elton Mayo (1927) yang
memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri dari tugas-tugas dari sisi
manusia dibanding sisi mesin. Kemudian dilakukan percobaan yang menyangkut
rancang ulang pekerjaan, perubahan panjangnya hari kerja dan waktu kerja dalam
seminggu, pengenalan waktu istirahat, serta rencana upah individual
dibandingkan dengan upah kelompok. Pada umumnya pendekatan tersebut dilakukan
untuk menganalisis pengaruh kondisi fisik ruangan tempat kerja terhadap
prestasi kerja. Prestasi kerja dipengaruhi oleh:
- Kondisi fisik ruangan
- Ikatan social
- Ikatan psikologis.
Pada
sejarahnya, munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan
di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang
disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan Elton
Mayo seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya
memperhatikan insentif upah dan Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai faktor
penting peningkatan produktifitas.Dan juga disimpulkan bahwa norma sosial
kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang.
Kemudian salah satu pencetus teori ini adalah Hugo
Munsterberg (1862 – 1916) ditulis dalam bukunya yang berjudul Psychology and Industrial Effeciency pada tahun 1913 dan dinilai sebagai rantai
penghubung evolusi teori manajemen ilmiah menuju neoklasik. Inti dari pandangan
Hugo adalah menekankan adanya perbedaan karekteristik individu dalam organisasi
dan mengingatkan adannya pengaruh faktor social dan budaya terhadap organisasi.
Adapun focus perhatian teori Neo-kliasik adalah:
- Lebih menekankan pola-pola hubungan yang bersifat
interpersonal atau informal dalam organisasi.
- Berorientasi pada unsure kemanusiaan
- Yang diutamakan tingkat kepuasan kerja manusia.
- Unsur-unsur kemanusiaan dianggap cukup penting
dalam organisasi.
- Unsur manusia dianggap dapat membuat segala
saesuatunya bergerak dan berubah secara dinamis dalam organisasi. (Ropik, 2014)
3. Teori Organisasi
Modern
Teori organisasi klasik dan teori organisasi
neoklasik ternyata dinilai belum memuaskan karena banyak kelemahan dan
ketimpangan yang masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori organisasi
modern pada 1950. Teori organisasi ini kemudian dikenal dengan nama ”analisis
sistem” atau ”teori terbuka” yang memandang organisasi sebagai satu kesatuan
dari berbagai unsur yang saling bergantung dan tidak dapat dipisahkan. Organisasi
bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi
organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan
apabila ingin bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan. Analisis
dilakukan dengan cara menyatukan perbedaan-perbedaan pandangan pada teori
organisasi klasik dan teori organisasi Neo-klasik dengan memandang bahwa
bagaimanapun juga dalam organisasi diperlukan kedua pendekatan teori tersebut
dan memendang organisasi sebagai sistem adaptif yang harus menyesuikann diri terhadap
perubahan lingkungan.
Daftar Pustaka
Ropik, A. (2014). Konsep dan
Teori Tentang Pengembangan Lingkungan Organisasi. Wardah : Jurnal Dakwah
dan Kemasyarakatan , 15, 147-157.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar