Kamis, 03 Januari 2019

Masalah Sosial dalam Kehidupan Kelompok Sosial


TUGAS MAKALAH

BAB I

PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang

Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan komunikasi untuk  memenuhi kebutuhan hidup dalam berkelompok terlepas terlahir sebagai makhluk individual. Adanya hubungan timbal balik menimbulkan manusia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya. Kebutuhan dan kebiasaan berkomunikasi dengan manusia lain disebut sebagai interaksi sosial sebagaimana menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto, tanpa adanya komunikasi atau interaksi tersebut antar manusia maka tidak mungkin ada kehidupan.
Komunikasi tersebut yang membentuk suatu kelompok-kelompok sosial yang memiliki berbagai sistem nilai dan norma yang berlaku untuk menjaga kelestarian adat dan budaya kelompok yang terstruktur. Akan tetapi, keberadaan kelompok tidaklah bersifat stabil dan abadi. Keberadaan kelompok tidak akan lepas dari hambatan permasalahan-permasalahan kolektif para anggotanya dalam menjalankan kehidupan kelompok, baik permasalahan yang ditumbulkan oleh individu, budaya ataupun kelompok, hambatan tersebut disebut sebagai masalah sosial. Masalah sosial merupakan keadaan yang dianggap sebagai suatu masalah oleh sejumlah besar anggota kelompok, berbeda dengan masalah pribadi yang hanya dianggap sebagai masalah oleh individu tertentu. Sehingga hubungan antara keberadaan kelompok sosial dan masalah sosial merupakan komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain menjadi penentu keberlangsungan hidup kolektif para anggota suatu kelompok sosial tertentu.
           

1.2  Rumusan Masalah

1.         Apa yang dimaksud dengan kelompok sosial dan masalah sosial ?
2.         Apa contoh kasus masalah sosial di masyarakat ?
3.         Apa penyebab permasalahan sosial di masyarakat?
4.         Bagaimana langkah-langkah menyelesaikan masalah tersebut ?

BAB II

PEMBAHASAN


2.1       Pengertian Kelompok Sosial dan Masalah Sosial

Kelompok sosial bermakna sebagai kumpulan individu yang memiliki kesadaran secara kolektif mengenai identitas keanggotaannya dan terjadi aksi interaksi satu sama lain. Dalam kata lain, kelompok sosial bukan hanya mengenai sekumpulan manusia atau individu, melainkan juga terdapat ikatan secara psikologis yang terbetuk melaui bentuk interaksi sosial secara tetap dan teratur.
 Adapun berdasarkan pendapat para ahli, pengertian kelompok sosial adalah sebagai berikut:
  1. Astrid Soesanto
Kelompok sosial adalah kesatuandari dua atau lebih individu yang mengalami interaksi psikologis satu sama lain
  1. Robert K. Merton
Kelompok sosial merupakan  sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah mapan.
  1. Hendropuspito
Kelompok sosial adalah suatu kumpulan yang nyata, teratur, dan tetap dari orang-orang yang melaksanakan peranannya yang salinh berkaitan guna mencapai tujuan yang sama, kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling berhubungan secara teratur.
  1. Soerjono Soekanto
Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, antara anggotanya saling berhubungan, saling mempengaruhi dan memiliki kesadaran untuk saling menolong.
  1. Bierens de Hans
Kelompok sosial adalah bukan merupakan jumlah anggotanya saja, melainkan suatu kenyataan yang ditentukan oleh datang dan pergi anggota-anggotanya. Lenyataan kelompok ditentukan oleh nilai-nilai yang dihadapi bersama oleh fungsi kelompok sebagaimana disadari oleh anggotanya. (Waluya, 2007)

Adapun kriteria untuk dapat dikatakan sebagai kelompok, Robert K. Merton mengemukakan bahwa harus memenuhi tiga hal yaitu :
a.       Kelompok ditandai oleh sering terjadinya interaksi.
b.      pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok.
c.       Pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok.

Sedangkan menurut Soejono Soekanto yang merujuk pada pendapat R.M. Mac Iver dan  Charles H. Page menyatakan bahwa unsur-unsur suatu perkumpulan dapat dikatakan sebagai kelompok sosial apabila :
  1. Setiap anggota kelompok memiliki kesadaran bahwa ia merupakan bagian dari kelompoknya.
  2. Ada hubungan yang sifatnya timbal balik antarindividu dalam kelompok.
  3. Ada rasa kebersamaan sebagai pengikat kelompok, seperti rasa senasib sepenanggungan sehingga muncul solodaritas dan semangat utnuk hidup bersama dalam kelompok.
  4. Ada pola perilaku yang muncul dalam kelompok. Pola perilaku tersebut bisa ditentukan oleh norma atau peraturan yang menjaga berlangsungnya ikatan kebersamaan.
  5. Bersistem dan berproses dalam perkembangannya sehingga membentuk suatu kelompok. ( _ , 2018)
Sehingga pada dasarnya kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang hidup bersama dengan saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain bahkan muncul kesadaran untuk tolong-menolong dalam pencapaian tujuan bersama. Dimana keloompok tersebut terbentuk akibat adanya kontak dan komunikasi sosial.
Kelompok sosial tidak dapat dipisahkan dengan berbagai permasalahannya yang kompleks, karena dalam perkembangannya tentu diiringi dengan masalah-masalah sosial. Masalah sosial didefinisikan apabila terjadi ketimpangan ataupun ketidaksesuaian antara sesuatu yang diharapkan atau diinginkan dengan kejadian atau keadaan yang sebernarnya.
Pada dasarnya, faktor penyebab masalah sosial itu meliputi faktor struktural, yaitu pola-pola hubungan antar-individu dalam kehidupan komunitas; dan faktor kultural, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan/atau berkembang dalam kehidupan komunitas.  
Lubis menyatakan masalah sosial adalah suatu bentuk kecaman terhadap berbagai ketidakadilan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat yang bertujuan untuk mewujudkan suatu keadilan yang manusiawi dengan citra yang tegas dan jernih. Sedangkan menurut Berger dan Lucman menyatakan masalah sosial adalah kenyataan yang dibangun secara sosial, kenyataan dengan kualitas mandiri yang tak tergantung oleh kehendak subjek. Konflik dan kritik sosial tidak perlu dipahami sebagai tindakan yang akan membuat perpecahan. Tetapi dapat memberi kontribusi terhadap harmonisasi sosial. Harmoni sosial maksudnya terdapat keseimbangan-keseimbangan kepentigan di masyarakat walupun esensinya berbeda-beda. (dalam Hamila, 2015)
Masalah Sosial dapat disebabkan oleh individu, budaya dan struktur sosial. Masalah sosial muncul karena perlaku dan tindakan tertentu yang tidak sesuai nilai-nilai yang ada di masyarakat, salah satunya adalah penyimpangan sosial. Masalah sosial sendiri seringkali merupakan wujud pelabelan yang ditentukan oleh masyarakat itu sendiri sebagai kontrol sosial.

2.2 Kasus Masalah Sosial di Masyarakat

2.2.1 Kemiskinan

Kasus permasalahan sosial di lingkungan bangsa Indonesia adalah kemiskinan, kemiskinan diartikan sebagai keadaan dimana seseorang tidak sanggup mencukupi dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisik dalam kelompok tersebut. Ataupun diartikan sebagai kesenjangan ekonomi atau ketimpanagan distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi denagn kelompok masyarakat berpenghasilan rendah yang berada di bawah garis kemiskinan merupakan permasalahan besar yang sedang dialami oleh negara-negara berkembang, tak terkecuali Indonesia.
Kemiskinan dianggap sebagai masalah sosial karena didefinisikan sebagai kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan dasar sebagian besar anggota masyarakat. Kasus-kasus masalah sosial lainnya yaitu masalah pengangguran dan kependudukan.
Berdasarkan data laporan BPS pada bulan September 2016, presentase penduduk  pada daerah pedesaan turun dari 14,11% menjadi 13,96%. Walaupun demikian, jumlah penduduk miskin perkotaan naik sebesar 0.15 juta orang. Selain itu masih adanya provinsi yang memiliki presentase kemiskinan diatas presentase nasional. Hal tersebut menandakan bahwa masih adanya angka kemiskinan yang tinggi yang terjadi pada daerah provinsi yang ada di Indonesia. (Zuhdiyaty, 2017)

            2.2.2 Masalah Pengangguran dan Kependudukan

 Masalah pengangguran dan kependudukan digambarkan dengan terjadinya kelahiran penduduk lebih besar dibandingkan kematian yang tidak diimbangi dengan kualitas kependudukan. Masalah sosial tersebut mengakibatkan persebaran penduduk yang tidak merata sehingga sulit untuk memperoleh pelayanan yang baik.
Menurut Indraswari dan Yuhan (2017), Apabila angka kelahiran tidak terkendali maka jumlah penduduk akan semakin besar. Namun, jumlah penduduk yang besar di Indonesia belum diimbangi dengan kualitas sumber daya manusianya. Kualitas SDM dapat dilihat dari Indeks Pembanguan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2015 sebesar 0,689 (United Nations Development Programme [UNDP], 2016) dan tergolong dalam negara dengan kategori IPM menengah yaitu peringkat 113 dari 188 negara. Dimana jika dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN posisi Indonesia masih berada di bawah Singapura (5), Brunei Darussalam (30), Malaysia (59), dan Thailand (87). Hal tersebut mengindikasikan bahwa kualitas SDM Indonesia belum baik. Jumlah penduduk yang besar jika tidak diikuti dengan kualitas SDM yang baik akan menjadi beban bagi pembangunan (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional [BKKBN], 2009).

2.2.3 Masalah Kriminalitas dan Terorisme

Adapun masalah sosial lainnya yaitu permasalahan kasus-kasus kriminalitas yang menggangu dan mengancam keharmonisan hidup bermasyarakat. Beberapa contoh kasus kriminalitas yaitu pencurian, perampokan, korupsi, pembunuhan, penculikan, perdagangan manusia dan sebagainya. Adapaun kasus masalah sosial di Indonesia yang terbaru adalah kasus terorisme di berbagai daerah di Indonesia termasuk di Surabaya pada Mei tahun 2018.
Banyaknya kasus-kasus kriminalitas seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Pembunuhan, perdagangan manusia, pemerkosaan, dan segala tindak kekerasan yang bertentangan dengan nilai-nilai pancasila yang dianut oleh masyarakat Indonesia, adapun kasus-kasus besar seperti kelompok-kelompok kriminalitas, separatisme, radikalisme dan terorisme.
Kejadian terorisme yang  terjadi di Indonesia, seperti tragedi bom bali pada tanggal 12 Oktober 2002. Sesuai data yang diperoleh dari POLRI bahwa sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2002 saja, bom yang meledak tercatat di Indonesia telah mencapai 195 buah, dengan korban meninggal dunia ratusan jumlahnya, dan kerugian harta yang tidak sedikit nilainya. (Junaid, 2013).
Kejadian tersebut berlanut dengan Bom Bali 2005, penembakan warga sipiil di Aceh 2010, Bom di Mapolresta Cirebon 2011, Baku tembak terorisme di Jakarta 2016, hingga Terorisme di Surabaya 2018.
           

2.3       Faktor-Faktor Penyebab Masalah Sosial

2.3.1 Kemiskinan

Salah satu indikator  utama adalah pendidikan yang dapat dilihat dari tingkat IPM. IPM merupakan indeks komprehensif sebagai  tingkat pembangunan manusia disuatu daerah atau negara yang diukur dari tingkat pendidikan, kesehatan dan umur panjang, serta pendapatan. Sedangkan IPM menurut BPS (dalam Zuhdiyati, 2017), ada tiga dimensi yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup yang layak
Disisi lain pengangguran merupakan salah satu penyebab kemiskinan yang akut bagi masyarakat miskin ketika dalam memeroleh kebutuhan paling dasar untuk makanan, air dan tempat tinggal adalah hal yang harus diperjuangkan pada setiap harinya tidak dapat terpenuhi.

2.3.2 Masalah Pengangguran dan Kependudukan

            Penyebab masalah pengangguran dan kependudukan di Indonesia disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang pesat tidak diiringi dengan pertambahan kualitas dan kuantitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan tingkat kesehatan masyarakat serta adanya persebaran penduduk yang tidak merata sehingga mengurangi tingkat kualitas kependudukan di Indonesia.

2.3.3 Masalah Kriminalitas dan Terorisme

Permasalahan sosial seperti kriminalitas dan terorisme disebabkan oleh beberapa faktor yaitu Adanya perbuatan-perbuatan yang bersifat menyimpang, Ilmu pengetahuan yang rendah, kemiskinan, dan kurangnya penegakan hukum oleh aparatur negara secara tegas dapat membuka peluang seseorang untuk menghimpun kesempatan dan kekuatan untuk berkendak bebas melakukan aksi kriminalitas.
           

2.4 Solusi bagi Penyelesaian Masalah Sosial

2.4.1 Kemiskinan

Dalam penyelesaian masalah kemiskinan diperlukan upaya seperti :
1.       menciptakan lapangan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja guna mengurangi pengangguran.
2.      Melakukan pemberantasan korupsi secara tetap dan teratur.
3.      Menjaga stabilitas harga pasar.
4.      Memberikan pelayanan dasar bagi masyarakat kurang mampu.
5.      Memberikan pelatihan kemampuan dasar bagi seluruh masyarakat kurang mampu.

2.4.2 Masalah Pengangguran dan Kependudukan

Untuk mengatasi masalah pengangguran dan kependudukan di Indonesia dapat dilakukan program Keluarga Berencana (KB) secara serentak kepada seluruh masyarakat Indonesia, mengadakan program transmigrasi, meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan, dan memberikan lapangan kerja serta bantuan tunjangan bagi masyarakat yang kurang mampu.

2.4.3 Masalah Kriminalitas dan Terorisme

a)      Menegakkan hukum secara tegas dengan disertai sangsi-sangsi yang menimbulkan efek jera bagi para pelaku kriminalitas. Dan pendekatan behavioristik ini tampaknya masih cocok untuk dijalankan dalam mengatasi masalah kriminal.
b)      Pengawasan terhadap tayangan media masa yang ibarat dua sisi mata pisau . Ditayangkan nanti penjahat tambah ahli, tidak ditayangkan masyarakat tidak bersiap-siap.
c)      Membatasi kesempatan seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan kriminal dengan cara memberikan pelatihan ketenaga kerjaan, pendidikan, dan bantuan tunjangan hidup bagi masyarakat yang kurang mampu.

           


BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan komunikasi untuk  memenuhi kebutuhan hidup dalam berkelompok terlepas terlahir sebagai makhluk individual. Adanya hubungan timbal balik menimbulkan manusia tidak akan lepas dari pengaruh lingkungannya. Dan keberadaan kelompok tidak akan lepas dari hambatan permasalahan-permasalahan kolektif para anggotanya dalam menjalankan kehidupan kelompok, baik permasalahan yang ditumbulkan oleh individu, budaya ataupun kelompok, hambatan tersebut disebut sebagai masalah sosial. Masalah sosial merupakan keadaan yang dianggap sebagai suatu masalah oleh sejumlah besar anggota kelompok seperti kasus-kasus kemiskinan, pengangguran, kependudukan, kriminatlitas dan terorisme. Sehingga dalam pencapaian  tujuan kelompok diperlukan upaya-upaya secara bersama untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial yang ada di dalam kelompok sosil tertentu.

Daftar Pustaka


_ . 2018. Kelompok Sosial. http://sosiologis.com/kelompok-sosial. [Diakses pada 31 Mei 2018].
Hamila. 2015. Masalah-masalah Sosial dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer. Jurnal Humanika. 3(15): 1-15.
Indraswari, R. R., dan Yuhan, R. J. 2017. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penundaan Kelahiran Anak Pertama di Wilayah Pedesaan Indonesia: Analisis Data SKDI 2012. Jurnal Kependudukan Indonesia. 12(1):1-12.
Hamzah, Z. 2013. Pergerakan Kelompok Terorisme dalam Perspektif Barat dan Islam. Sulesana. 8 (02): 118-135.
Waluya, B. 2007. Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. Bandung: PT. Setia Purna Inves.
Zuhdiyati, N. 2017. Analisis Faktor-faktor  yang Mempengaruhi Kemiskinan di Indonesia Selama Lima Tahun Terakhir: Studi Kasus Pada 33 Provinsi. Jibeka. 11(02): 27-31.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar