Kamis, 03 Januari 2019

Evolusi Perkembangan Teori Organisasi


Evolusi Teori Organisasi
1.      Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi mulai berkembang gpada awal abad ke 19 yang dikenal dengan teori organisasi klasik atau teori organisasi tradisional atau teori mesin. Dalam teori tersebut organisasi digambarkan sebagai sekelompok individu yang membentuk lembagaa dengan tiap-tiap organisasi memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan wewenang.
                 Pengertian organisasi dalam teori klasik merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja sama. Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik struktural yang kaku tidak mengandung kreativitas.

1.1  Teori Organisasi Klasik I – Teori Birokrasi
Salah satu tokoh pengusung teori organisasi klasikadalah Max Weber (21 April 1864 – 14 Juni 1920). Seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog jerman. Dalam salah satu karyanya yang terkenal. The Pretestant Ethic and Spirit of Capitalism dan The Theory of Social and Economic Organization. Weber menjelaskan mengenai karakteristik birokrasi yang tersusun atas hal – hal berikut ini.
1. Pembagian Kerja
2. Hirarki wewenang
3. Program Rasional
4. Sistem Prosedur
5. Sistem aturan dan hak kewajiban
6. Hubungan antra pribadi yang bersifat impersonal
Teori organisasi birokrasi tersebut berkembang dalam ilmu sosiologi dengan menekankan pada aspek legal-rasional. (Legal dalam hal ini diartikan sebagai bentuk wewenang yang dirumuskan dengan jelas berkaitan dengan aturan prosedur dan peranan masing – masing elemen. dan rasional mengacu pada suatu tujuan yang jelas dan ditetapkan bersama).
1.2 Teori Organisasi Klasik II – Teori Administrasi
Beberapa tokoh pencetus teori administrasi adalah Henry Fayol (1841 -1925) dan Lyndall Unwick dari Erpa, serta James D. Mooney dan Allen Reily dari Amerika pada tahun 1841-1925 dan tahun 1916, seorang industrialis asal Perancis menulis sebuah buku berjudul “Admistration industrielle et Generale” yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris 1926 dan dipublikasikan di Amerika tahun 1940.
Dalam buku Administration industrielle et generale karya Henry Fayol (terbit 1916 menyebutkan bahwa semua kegiatan-kegiatan industrial dapat dibagi menjadi enam kelompok, yaitu :
1. Kegiatan Teknikal
2. Kegiatan  komersial
3. Kegiatan Financial
4. Kegiatan Keamanan
5. Kegiatan akuntansi dan
6. Kegiatan manajerial
Selain itu, Henry Fayol juga menyatakan bahwa terdapat 14 dasar yang menjadi kaidah perkembangan teori administrasi. Kaidah manajemen tersebut terdiri atas pembangian kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan pengarahan, mendahulukan kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi, rantai skalar, tata terbit, keadilan, kelangganggengan personalia, inisiatif dan semangat korps sedangkan kegiatan manajerial (Fayol’s Functionalism)terdiri atas:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pemberian perintah
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan
Sementara itu, James D. Mooney dan Allen Reily (1931) dengan menerbitkan sebuah buku “Onward Industry” berpendapat bahwa “koordinasi merupakan faktor terpenting dalam perencanaan organisasi”. Tiga prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah organisasi adalah:
a. Prinsip Koordinasi
b. Prinsip Skalar dan Hirarkis
c. Prinsip Fungsional
1.3  Teori Organisasi Klasik III – Teori Manajemen Ilmiah
Salah satu tokoh pengusung Teori ini, FW Taylor yaitu pada tahun 1900 an yang memberi definisi teori manajemen ilmiah sebagai seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efisiensi kerja atau dengan pernyataan lain yaitu “Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi” atau “Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja”. Berbeda dengan teori-teori sebelumnya, manajemen ilmiah lebih cenderung memusatkan teori organisasi pada aspek makro organisasi. Teori ini berkembang di Mesir, Cina, dan Romawi. FW Taylor menjelaskan bahwa organisasi memiliki empat kaidah, sebagai berikut :
- Metode – metode kerja dalma praktik mulai digantikan dengan berbagai metode yang dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar - Agar memungkinkan para karaywan bekerja sebaik- baiknya sesuai dengan spesialisasinya, perusahaan harus rutin mengadakan seleksi, latihan-latiahna dan pengembangan para karyawan secara ilmiah
- Agar para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat upah yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah, pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembngangan serara ilmiah harus diintegrasikan
- Perlu dikembangkan semangat dan mental para karaywan melalui pendekatan antara karyawan dan manajer sebagai upaya untuk menimbulkan suasana kerjasama yang baik dan tercapainya manfaat manajemen ilmiah.
·         Fokus Perhatian Teori organisasi Klasik
o   Menekankan pada struktur formal.
o   Berorientasi pada pencapaian tujuan.
o   Aspak-aspak organisasi dipandang sebagai lat untuk mencapai tujuan.
o   Aspek tenag manusia dianggap sebagai mesin untuk mencapai target yang telah ditentukan organissi.
o   Prinsip-prinsip organisasi, prosedur dan metode kerja yang ketat harus diterapkan untuk mencapai tujuan organisasi.
o   Faktor-faktor lingkungan tidak menjadi perhatian atau tidak dipertimbangkan dalam menganalisis organisasi, karena dianggap tidak berpengaruh.
2. Teori Organisasi Neoklasik
Aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori yang merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja. muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap teori organisasi klasik, ketiga teori organisasi yang tergabung dalam teori organisasi klasik tersbut dinilai sangat kaku dan mengabaikan hubungan manusiawi. Teori organisasi neoklasik memberi perhatian khusus pada aspek psikologis dan sosial pada diri anggota organisasi, baik sebagai individu maupun keloompok kerja.
Tokoh teori ini diawali oleh Elton Mayo (1927) yang memandang organisasi sebagai sesuatu yang terdiri dari tugas-tugas dari sisi manusia dibanding sisi mesin. Kemudian dilakukan percobaan yang menyangkut rancang ulang pekerjaan, perubahan panjangnya hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, serta rencana upah individual dibandingkan dengan upah kelompok. Pada umumnya pendekatan tersebut dilakukan untuk menganalisis pengaruh kondisi fisik ruangan tempat kerja terhadap prestasi kerja. Prestasi kerja dipengaruhi oleh:
- Kondisi fisik ruangan
- Ikatan social
- Ikatan psikologis.
 Pada sejarahnya, munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan Elton Mayo seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai faktor penting peningkatan produktifitas.Dan juga disimpulkan bahwa norma sosial kelompok merupakan kunci penentu perilaku kerja seseorang.
Kemudian salah satu pencetus teori ini adalah Hugo Munsterberg (1862 – 1916) ditulis dalam bukunya yang berjudul Psychology and Industrial Effeciency  pada tahun 1913 dan dinilai sebagai rantai penghubung evolusi teori manajemen ilmiah menuju neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah menekankan adanya perbedaan karekteristik individu dalam organisasi dan mengingatkan adannya pengaruh faktor social dan budaya terhadap organisasi.
Adapun focus perhatian teori Neo-kliasik adalah:
- Lebih menekankan pola-pola hubungan yang bersifat interpersonal atau informal dalam organisasi.
- Berorientasi pada unsure kemanusiaan
- Yang diutamakan tingkat kepuasan kerja manusia.
- Unsur-unsur kemanusiaan dianggap cukup penting dalam organisasi.
- Unsur manusia dianggap dapat membuat segala saesuatunya bergerak dan berubah secara dinamis dalam organisasi. (Ropik, 2014)
3. Teori Organisasi Modern
Teori organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai belum memuaskan karena banyak kelemahan dan ketimpangan yang masih ditemukan sehingga mendorong munculnya teori organisasi modern pada 1950. Teori organisasi ini kemudian dikenal dengan nama ”analisis sistem” atau ”teori terbuka” yang memandang organisasi sebagai satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling bergantung dan tidak dapat dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan. Analisis dilakukan dengan cara menyatukan perbedaan-perbedaan pandangan pada teori organisasi klasik dan teori organisasi Neo-klasik dengan memandang bahwa bagaimanapun juga dalam organisasi diperlukan kedua pendekatan teori tersebut dan memendang organisasi sebagai sistem adaptif yang harus menyesuikann diri terhadap perubahan lingkungan.



Daftar Pustaka

Ropik, A. (2014). Konsep dan Teori Tentang Pengembangan Lingkungan Organisasi. Wardah : Jurnal Dakwah dan Kemasyarakatan , 15, 147-157.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar