Sabtu, 19 Desember 2015

INDEKS HARGA VI

Indeks harga
Suatu ukuran statistik untuk menyatakan perubahan-perubahan harga yang terjadi dari satu periode ke periode lainnya

INDEKS HARGA DAPAT DIBEDAKAN MENJADI (PRONIKON)
A.      Indeks harga konsumen (IHK) (KON)
Suatu indeks yang menghitun rata-rata perubahan harga dalam satu periode dari kumpulan harga barang dan jasa yang di konsumsikan dalam kurun waktu tertentu.

B.      Indeks harga produsen (IHP) (PRO)
Perbandingan perubahan barang dan jasa yang dibeli oleh produsen pada waktu tertentu

C.      Indeks harga Nilai (IHN) (NI)
Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh produsen untk biaya proses produksi

Indeks harga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
A.      Indeks harga sebagai STANDAR PERBANDINGAN HARGA DARI WAKTU KE WAKTU
B.      Berdasarkan DATA YANG RELEVAN
C.      Ditetapkan dengan sampel bukan populasi
D.      Dihitung berdasarkan waktu yang kondisi ekonominya stabil.
E.       Caranya : harga tahun tersebut dibagi harga tahun dasar dikali 200%
TUJUAN PENYUSUNAN INDEKS harga
Untuk mengukur perubahan harga dalam periode waktu yang berbeda

Cara menyusun :
A.      Perumusan tujuan penyusunan indeks harga
B.      Sumber data akurat
C.      Pemilihan periode Dasar
D.      Pemilihan timbangan

Metode perhitungan Indeks Harga
Dibedakan menjadi dua yaitu :
a.       Metode perhitungan indeks harga tidak tertimbang
(persentase keseluruhan harga komoditi dalam setahun)

(Jumlah harga pada tahun tertentu : jumlah harga pada tahun dasar) x 100%

b.      Metode perhitungan indeks harga tertimbang
( indeks harga yang menggunakan peritungan dalam perhitungannya )
1.       Metode Laspeyres
(ditimbang dengan menggunakan faktor Kuantitas barang pada tahun dasar (Qo).
Dirumuskan sebagai berikut :
(Jumlah harga tahun tertentu. Qo) : ( Jumlah harga pada tahun dasar . Qo) x 100%

2.       Metode Paasche
(Ditimbang dengan menggunakan faktor Kuantitas pada tahun tertentu (Qn)

Dirumuskan sebagai berikut :

(Jumlah harga tahun tertentu. Qn) : ( Jumlah harga pada tahun dasar . Qn) x 100%

INFLASI
A.     Pengertian
Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-menerus.
a.      Kenaikan harga CT : cabe naik rp5000
b.      Bersifat umum CT : BBM naik maka barang2 lain juga ikut naik
c.       Berlangsung terus menerus CT : dikatakan Inflasi itu  jika naiknya berbulan2

B.      Penyebab Inflasi
a.      Disebabkan Ekspor- Impor
Aitu jika ekspor suatu negara lebih besar daripada ekspor... kenapa ?? karena jumlah uang yang beredar dalam negeri semakin besarakibat penerimaan devisa.
b.      Disebabkan oleh sektor penerimaan dan pengeluaran negara
Karena Pengeluaran pemerintahan sangat besar maka pemerintah menutupinya dengan mengeluarkan uang baru.
c.       Disebabkan sektor swasta
Yaitu Pengeluaran kredit yang besar.

C.      Jenis-jenis inflasi
a.      Menurut tingkat keparahan
1.      Inflsi ringan <10%/th
2.      Inflasi sedang 10%-30% /th
3.      Inflasi berat 30%-100% /th
4.      Hyperinflasi >100% /th
b.      Menurut penyebab awal inflasi
1.      Deman Pull Inflation : Permintaan masyarakat sangat tinggi
2.      Cost pull Inflation : Kenaikan ongkos produksi
3.      Inflasi permintaan dan penawaran : permintaan dan penawaran yang tidak seimbang

c.       Berdasarkan awal inflasi
1.      Domestic Inflation : Berasal dari dalam negeri
2.      Imported Inflation : tertular dari luar negeri

Pengukuran laju Inflasi
a.       Costumer Price Indeks ( CPI )
(mengukur pengeluaran rumah tnaga dalam membeli sejumlah barang keperluan hidup)

Rmus : pn/po x 100%

b.      Produsen price indeks (PPI)
Indeks yang menitikberatkan pada perdagangan besar seperti bahan mentah dsb.

c.       GNP DEFLATOR
-          Indeks berdasarkan metode paasche
-          Mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam hitungan GNP
CARA MENGENDALIKAN INFLASI
a.      Kebijakan Moneter
1.      Kebijakan Dsikonto : mengurangi jumlah uang yang beredar dengan menaikkan suku bunga bank.
2.      Operasi Pasar Terbuka : mengurangi jumlah uang yang beredar denga menjual Sertifikat Bank Indonesia.
3.      Menaikkan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan bank umum berkurang.
4.      Kredit Selektif : mengurangi jumlah uang yang beredar dengan memperketat pemberian kredit.
5.      Politik sanering , yaitu pemotongan uang ct. Tahun 1965 melakukan pemotongan uang dari rp. 1000 menjadi rp.1,00
b.      Kebijakan Fiskal
1.      Menaikkan tarif pajak
2.      Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
3.      Mengadakan pinjaman pemerintah
c.       Kebijakan Non-moneter
1.      Menaikkan hasil produksi : pemerintah memberi subsidi
2.      Kebijakan upah : pemerintah menhimbau kepada buruh untuk tidak meminta keniakan upah saat sedang terjadi inflasi
3.      Pengawasan harga : pemerintah menentukan harga maksimum bagi barang-barang tertentu

6.      Dampak Inflasi
1.      Dampak terhadap konsumen :
A.      Kuantitas konsumsi berkurang
B.      Adanya peralihan merk menjadi barang murah
2.      Dampak Terhadao Produsen
a.      Jumlah produksi berkurang
b.      Sulit memperluas produksi karena tingginya tingkat bunga
c.       Produsen bersikap spekulatif
3.      Dampak Terhadap Distribusi
A.      Pendapatan masyarkat terganggu


Pihak-pihak yang diuntungkan :
a.Para pengusaha, yang pada saat sebelum terjadinya inflasi, telah memiliki stock/persediaan produksi barang yang siap dijual dalam jumlah besar.
b.Para pedagang, yang dengan terjadinya inflasi menggunakan kesempatan memainkan harga barang. Cara yang dipakai adalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkan laba/keuntungan yang besar.
c.Para spekulan, yaitu orang-orang atau badan usaha yang mengadakan spekulasi, dengan cara menimbun barang sebanyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnya kembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikan harga sangat menguntungkan mereka.
d.Para peminjam, karena pinjaman telah diambil sebelum harga barang-barang naik, sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripada sesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar kembali tetap sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi. Misalnya, para pengambil kredit KPR BTN sebelum inflasi yang mengakibatkan harga bahan bangunan dan rumah KPR BTN naik, sedangkan jumlah angsuran yang harus dibayar kepada BTN tetap tidak ikut dinaikkan.

Pihak-pihak yang dirugikan :
a.Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal, sehingga barang yang diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengan sebelum terjadinya inflasi.
b.Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilan tetap, naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkan jumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi lebih sedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkan kenaikan penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasi sulit diharapkan.
c.Para pemborong atau kontraktor, karena harus mengeluarkan tambahan biaya agar dapat menutup pengeluaran-pengeluaran yang diakibatkan terjadinya inflasi dan mengakibatkan berkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yang dikerjakan.
d.Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjaman yang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibat terjadinya inflasi. Misalnya, sebelum inflasi, pinjaman Rp 500.000,00 = 25 gram emas, sesudah inflasi = 20 gram emas.
e.Para penabung, karena pada saat inflasi bunga yang diperoleh dari tabungan dirasakan lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan harga yang terjadi. Di samping itu akibat naiknya harga barang-barang dan jasa, nilai uang yang ditabung menjadi lebih rendah/turun, jika dibandingkan dengan sebelum terjadi inflasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar